jump to navigation

Survey Asyik Ke Bromo Acara IPC Januari 18, 2010

Posted by aditkus in Daily Life.
Tags:
trackback

Seperti yang sudah direncanakan kami dari ikastara Surabaya melakukan  survey tempat sekaligus “ngitung” biaya yang dikeluarkan untuk acaranya IPC yang akan dilangsungkan sekitar bulan  Maret-April 2010. Sebelumnya survey mau dilakukan nanti pada bulan desember tahun kemaren namun berhubung terhalang biaya dan kondisi akhirnya diundur. Anggota Ikasatara SBY yang berangkat kali ini adalah bang Arcon (TN3), bang Ketut(TN 9), bang Dimas (TN8), dan aku sendiri (TN13). Kami berangkat tengah malam bersama rombongan pecinta photografi dari telkoms*l dan kumpul kantor di daerah Menanggal. Perjalanan Surabaya-Pasuruan(Pananjakan) ditempuh kurang lebih 4 jam, kami sampai di Pananjakan. Perjalanan ketika hendak naik ke Pananjakan sangat berkelok-kelok bahkan amat teramat sangat. Bang Dimas dan saya kebetulan duduk di paling belakang mobil dan walhasil mabuk darat berat!!!. Perjalanan berkelok-kelok itu tidak sebentar, aku rasa cukup lama sekitar 1 jam lebih karena menurut penuturan sopir jarak yang ditempuh lebih dari 20 km dengan kecepatan cukup kencang saat itu (malam lagi). Kami pun terpaksa berhenti karena bang Dimas sudah muntah-muntah sedangkan perut saya sendiri sudah panas dan lutut lemas saat keluar mobil untuk mencari udara segar tapi untungnya setelah itu tertidur XP.

Kami tiba di Pananjakan  jam 03.00 dengan suasana berkabut (jarak pandang kurang lebih 10 meter, gelap lagi), dingin kayak di frezer, dan hujan. Kami semua menunggu di dalam mobil hingga mendekati sunrise dan berharap hujan dan kabut reda namun sayang harapan kami meleset. Hingga pukul 05.30 spot yang biasa wisatawan mengambil foto sunrise masih diselimuti oleh kabut tebal diselingi dengan desiran angin yang membawa dingin. Di tempat tersebut terlihat wisatawan lokal maupun interlokal mancanegara, harap-harap cemas. Diantara mereka sudah siap dengan kamera DSLR dan berbagai jenis kamera untuk mengabadikan momen sunrise tersebut. Diantara rombongan telkoms*l cuman saya yang ga bawa kamera DSLR, bang dimas cuman kamera poket dan saya kamera HP :’(. Berhubung kabut tebel banget, para pengunjung akhirnya foto-foto narsis sendiri deh =).  Di tempat ini aku ga bisa mengambil gambar soalnya hp ga dilengkapi dengan blitz, kasihan banget deh…


kabut dimana-mana, jarak pandang cukup pendek

Setelah puas foto-foto kabut dan narsis, ketua rombongan akhirnya memutuskan untuk mencari tempat hunting baru. Kami pun berangkat ke kawah pasir bromo (bukan kawah blerangnya), sebenarnya dalam keadaan normal daerah pasir tersebut tidak  bisa dilalui oleh kendaraan biasa dan mesti menggunakan Hartop(Jeep). Hujan dari pagi yang mengguyur kawasan sekitar Bromo, sepertinya menguntungkan kami karena kawah pasir yang akan kami lewati menjadi pada sehingga kami tidak perlu menyewa hartop. Pada awalnya rombongan tidak ingin menyewa pemandu namun karena dirasa medan kurang bersahabat akhirnya ya disewa juga hingga sampe ke parkiran yang mau ke kawah blerang. Sesampainya di kawah pasir para hadirin dan hadirat lagsung beraksi dengan kamera masing-masing tanpa ba bi bu menumpahkan kekecewaan karena gagal mendapatkan momen yang tepat saat di Spot sunrise. Dihadapan kami terlihat gunung batok yang puncaknya masih tertutup kabut yang cukup tebal dengan sesekali angin berhembus angin dingin yang cukup kencang. Setelah puas akhirnya kami pindah ke spot berikutnya yaitu di sekitar kawasan pura, disini juga para fotografer langsung beraksi dan tidak pula kuda yang disewakan jadi objek foto. Sayang seribu sayang ga ada yang pengen moto kawah belerangnya padahal aku pengen banget kesana karena memang belum pernah kesana. Pada awalnya aku mikir akan ke kawah belerang ternyata hanya sekitar pura saja jadi ya ikut rombongan saja deh.

Perjalanan kami lanjutkan ke cemorolawang. Cemorolawang sama seperti pananjakan  yang merupakan spot favorit untuk mengambil gambar karena posisinya di atas sehingga terlihat pemandangan dibawah termasuk kawah pasir dan pura + gunung batok dari kejauhan Disini pada saat kami datang awan masih cukup tebal di langit namun kawah pasir dan sekitarnya sudah cukup cerah sehingga banyak pengunjung melakukan aksinya, langit berangsur-angsur cerah dan ini membuat para pengunjung semakin bersemangat untuk foto-foto setelah dan semakin lama peralatan yang aneh-aneh keluar semua. Setelah puas di cemoro lawang saatnya ikastara mencari info buat penginapan + akomodasinya, kami mendapat info 3 buah penginapan di sekitar cemorolawang dari yang murah meriah hingga super exclusif. Puas dengan cari infonya saatnya kami kembali ke Surabaya, diperjalan pulang pemandangan sangat bagus dengan tanaman kol dan kentang di sisi kanan kiri jalan dan terlihat juga aktivitas keseharian masyarakat sekitar. Yang jelas perjalanan pulang tidak memusingkan  seperti perjalan berangkat saat menuju pananjakan, memang sesekali jalanan berkelok-kelok tapi tidak seseekstrim awal berangkat.

cekidot foto-fotonya

Komentar»

1. hatmiati - Januari 18, 2010

indah banget….benar-benar foto yang orisinil…. apalagi pas gaya loncatnya…hehehe…asyik juga…


Tinggalkan komentar